Bersih-Bersih Ponsel dari Bloatware

BBK Electronics Corporation adalah konglomerat China yang memiliki Oppo, Vivo, RealMe, OnePlus, dan sebagainya. Satu hal yang menyebalkan dari produk-produk asal China adalah Bloatware / Bloatedware, yaitu aplikasi-aplikasi bawaan yang dipasang sejak dari pabrik. Jumlahnya bisa ratusan. Bagi saya, ini sangat mengganggu. Bukan berarti produk Koréa dan Jepang tidak ada, tapi lebih sedikit dari pada produk China. Mungkin harga murah produk-produk buatan China karena disubsidi oléh iklan atau sponsor sehingga bisa bersaing melawan iPhone yang terkenal tidak mengandung Bloatware.

Yang menyebalkan dari bloatware adalah susah dihapus alias bandel. Tidak ada tombol uninstall. Didisable pun, nanti akan aktif lagi.

Nah, ceritanya, dua hari lalu saya membeli Vivo V21 5G. Kaméranya bagus. Fiturnya hébat. Bisa NFC pula. Harganya pun relatif murah bagi saya. Tapi ada satu yang mengganggu, yaitu Vivo Browser. Aplikasi ini sering memunculkan iklan. Padahal saya telah menentukan agar default peramban (browser) adalah Google Chrome, tetap saja si Vivo Browser ini selalu menjadi tamu tak diundang.

Singkat cerita, ini yang harus dilakukan untuk membuang “si bandel” Vivo Browser dan bloatedware lain. Pada merek lain mungkin sedikit berbeda, tapi prinsipnya sama.

  1. Unduh ADB. ADB singkatan dari Android Debug Bride. Bisa diunduh di situs web Android. Tidak perlu diinstall. Cukup di-extract. Saya memilih meng-extract ke drive D: sehingga di drive D: laptop saya ada folder baru bernama platform-tools.
  2. Aktifkan Developer Mode. Pada Vivo, caranya adalah dengan memilih menu: Settings > About phone > Software information > Ketik berkali-kali pada tulisan “Build number” sampai muncul pesan: “You are now a developer!”.
  3. Aktifkan USB Debugging. Caranya: Pilih menu: Settings > System > Developer options > Aktifksn USB debugging.
  4. Colokkan kabel USB dari laptop ke ponsel.
  5. Buka Windows Command Prompt.
  6. Dari Command Prompt, pindah ke folder platform-tools.
  7. Ketik: adb devices. Pastikan ada nama device yang ditampilkan. Bila tidak ada device yang terdeteksi, mungkin anda harus menginstall Google USB Driver.
  8. Ketik: adb shell. Hasilnya seperti di bawah ini.

Kita perlu tahu nama paket dari aplikasi yang akan dibuang. Berikan perintah:

pm list packages -s

Copy paste nama-nama paket yang ditampilkan. Simpan di laptop atau di tempat lain, karena mungkin kita suatu saat akan memerlukan nama-nama paket ini.

Karena saya ingin menghapus aplikasi Vivo Browser, maka perintahnya adalah:

pm uninstall --user 0 com.vivo.browser

Bila ingin data dan cache ingin tidak dihapus, tambahkan parameter -k menjadi seperti ini:

pm uninstall -k --user 0 com.vivo.browser

Silakan dicek. Seharusnya Vivo Browser telah hilang.
Bila di kemudian hari kita ingin memasang Vivo Browser, maka ketik:

cmd package install-existing com.vivo.browser

Yang menarik dari ADB adalah kita tidak perlu me-root ponsél.

Untuk anda yang tidak menyukai bekerja dari Command Line, bisa memakai ADB AppControl (5,2 MB) yang telah berbasis GUI. Saat artikel ini ditulis, versi ADB AppControl adalah 1.7.1. Dengan aplikasi ini, kita tidak perlu mengingat perintah-perintah ADB. Bahkan kita dipandu cara mengaktifkan Developer Mode dan USB Debugging. Aplikasi ini juga bisa membantu mencarikan aplikasi BloatWare. Mungkin dia punya databasenya. Mirip anti virus ya?

ADB AppControl menunjukkan aplikasi BloatWare.

ADB AppControl menunjukkan aplikasi BloatWare.

ADB AppControl bisa digunakan secara gratis. Namun bila kita ingin mengaktifkan fitur-fitur tambahan (misalkan Dark Mode), maka biaya aktivasinya adalah USD 7.69 yang bisa dibayar menggunakan Kartu Kredit atau Amazon Pay. License Key ADB AppControl langsung dikirim melalui email.

Semoga artikel ini bermanfaat.

 

 

Web Hosting

Leave a Reply