Site icon Mawan.NET

Penting! Baca Ini, Setidaknya Sekali di Dalam Hidup Anda

Saya tahu anda sibuk. Maka saya akan menulis singkat saja. Tolong dibaca sampai habis, minimal sekali di dalam hidup anda.

Bila terjadi seperti ini:

  1. Seseorang menghubungi anda (melalui telepon atau melalui pesan teks),
  2. Meminta anda menyebutkan angka / kode yang muncul di ponsel.

Maka jangan lakukan, walau pun dia berargumen:

  1. Dia mengaku pegawai bank yang mengabari ada transaksi mencurigakan yang dapat membuat saldo tabungan anda menjadi nol, atau biaya administrasi bulanan akan naik dan dia dapat membantu anda;
  2. Dia mengaku petugas pajak yang mengancam anda dapat masuk penjara karena laporan SPT salah;
  3. Dia mengaku pegawai Taspen yang membutuhkan angka itu agar dana pensiun dapat ditransfer;
  4. Dia mengaku bendahara kementrian agar tunjangan dapat segera cair;
  5. Dia mengaku Mark Zuckerberg, mengaku Polisi, mengaku Presiden Trump;
  6. Dia mengaku Tuhan semesta alam;
  7. Atau apa pun itu.

Pokoknya: KODE / ANGKA yang dikirim ke ponsel, JANGAN DISEBUTKAN ke orang yang menghubungi anda, baik secara suara maupun teks (diketik).

Menyebutkan angka yang muncul di ponsel dapat berisiko:

  1. Akun WhatsApp anda dibajak (hacked);
  2. Akun Telegram anda dibajak;
  3. Uang di Bank dikuras habis;
  4. Facebook dihack, Instagram diisi foto-foto orang nungging;
  5. Anda diminta mentransfer uang agar rahasia dari akun yang diretas tidak dibocorkan ke publik.

Patokannya adalah:
JANGAN BERURUSAN BISNIS DENGAN ORANG YANG MENGHUBUNGI TERLEBIH DULU.
Ada ungkapan terkenal yang berbunyi, “Don’t talk to strangers”.

⚠️ Awas hipnotis.
Jangan sendirian ketika sedang ditelepon. Segera mencari orang lain yang dapat mendampingi anda. Ke penjual pulsa di pinggir jalan raya adalah ide bagus. Mereka biasanya telah kebal terhadap segala jenis penipuan dan hipnotis sehingga mampu menyadarkan anda ketika anda berhasil dipengaruhi.

Kalau anda berpikir bahwa apa yang diucapkan oleh orang itu adalah masuk akal dan anda merasa orang itu bukan penipu, anda tetap tidak boleh menyebutkan OTP. Tidak boleh! Pokoknya tidak boleh. Titik. Tidak ada tapi-tapian. Kalau anda Bambang, eh, bimbang, anda harus datang sendiri ke kantor bank / pajak / Taspen dan bertemu dengan petugas di sana secara tatap muka. Ini satu-satunya cara yang aman. Yang lain tidak aman.

Sangat tidak masuk akal, hil yang mustahal, bila pegawai bank tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan meminta anda menyebutkan OTP yang seharusnya tidak boleh diketahui oleh siapa pun kecuali satu orang yaitu anda. Sistem mereka telah canggih. Mereka tidak perlu OTP. Yang perlu OTP hanya anda dan penipu.

AWAS WEB PHISHING

Tidak selamanya penipu menghubungi anda (melalui telepon atau pesan teks). Mereka juga kadang membuat jebakan Badman berupa website Bantuan Sosial atau pemberian hadiah (giveaway). Anda akan menerima tautan yang dikirim oleh nomor WhatsApp / Telegram milik teman anda yang telah dibajak. Bila anda mengklik tautan itu, anda diminta mengisi data misalkan nomor HP. Setelah itu anda diminta mengetik kode yang dikirim ke WhatsApp atau Telegram.

Sekali lagi, ini pun jebakan! Jangan tuliskan kode yang muncul di HP ke website yang sedang dibuka. Sekali anda menuliskan, maka akun WhatsApp / Telegram anda akan dikuasai penipu.

Kalau kita ingin akun lebih aman, sebaiknya beralih ke passwordless (sistem autentikasi modern yang tidak memerlukan password), karena password sebenarnya merupakan metode autentikasi kuno yang telah digunakan sejak tahun 1960-an.

REKAYASA SOSIAL

Menurut NCOA dan FBI, para penipu juga sering mengincar orang yang telah berusia lanjut / pensiunan.
Sekedar saran:

Terakhir, jangan mudah termakan rayuan mendapatkan uang dengan mudah hanya dengan me-like atau mem-follow video di Instagram / Tik-Tok. Awalnya penipu akan memberi tugas mudah, dan benar-benar memberi hadiah misalkan pulsa Rp 20.000. Ini untuk membangun kepercayaan. Setelah itu tugas makin menantang tapi dengan iming-iming hadiah yang lebih besar. Makin lama makin meningkat hadiahnya. Setelah korban benar-benar percaya, penipu akan meminta korban melakukan “upgrade paket keanggotaan”. Kadang disebut juga “deposit”. Di sinilah aksi penipuannya. Penipu tiba-tiba menghilang, dan nomor WhatsApp tidak dapat dihubungi.

UNTUK PENGEMBANG APLIKASI

Please, saya mohon:

  1. Tinggalkan sistem yang memakai username + password + OTP. OTP pada dasarnya masih sama dengan password, hanya lebih mempersulit proses peretasan, tapi masih dapat diatasi oleh penipu dengan cara merayu korbannya.
  2. Tinggalkan aturan yang mengharuskan pengguna mengganti password tiap 1 bulan sekali, atau password harus sepanjang rangkaian kereta api mudik Lebaran dan harus mengandung angka, simbol, karakter kapital (huruf besar), dan karakter non Kapital (huruf kecil). Ini justru menyulitkan pengguna.

Kombinasi username + password + OTP yang disertai aturan kompleks (seperti pergantian password rutin dan syarat komposisi yang rumit) sering menimbulkan “friction” atau kesulitan bagi pengguna. Penelitian menunjukkan bahwa kebijakan ini bisa kontraproduktif:

Sebaiknya gunakan Passwordless misalkan secure keys, biometrik, atau WebAuthn. Passwordless lebih kuat dari pada kombinasi username + password + OTP.

Penipu dapat merayu korbannya agar menyebutkan OTP yang terlihat di ponsel, tapi bila sistem anda memakai secure keys atau biometrik, pengguna akan bingung bagaimana cara mengirimkan UbiKey, sidik jarinya, atau wajahnya ke si penipu?

Memang tidak semua pengguna telah siap dengan metode autentikasi passwordless. Jadi solusinya adalah:

  1. Untuk pengguna yang belum siap dengan passwordless, gunakan 2FA misalkan OTP/TOTP. Tapi dorong terus agar pengguna beralih memakai passwordless;
  2. Untuk pengguna yang telah siap dengan passwordless, maka matikan fitur masuk ke sistem memakai username + password. Artinya, begitu pengguna telah mengaktifkan passwordless, maka jangan izinkan pengguna masuk memakai username + password. Bila ada masalah dengan passwordless-nya, silakan datang ke kantor atau ikuti prosedur pemulihan akun.
    Contoh yang telah menerapkan cara ini adalah Microsoft Account. Pengguna dapat memilih untuk menghapus cara login memakai password sehingga satu-satunya cara login adalah memakai passwordless.

Semoga tulisan singkat ini berguna bagi kita semua, karena sampai hari ini pun saya masih menemui teman-teman saya atau orang lain yang akunnya dibajak. Kita (para programmer komputer) tidak dapat cuci tangan dan menimpakan semua kesalahan itu kepada pengguna. Mereka orang awam, kurang paham keamanan komputer. Kitalah yang wajib membimbing mereka ke “tempat” yang lebih aman. Keamanan tidak selamanya berbanding lurus dengan kerumitan.

Sila bagikan URL artikel ini ke saudara dan teman-teman anda. Satu-satunya hal yang diperlukan agar kejahatan menang adalah orang-orang baik tidak melakukan apa-apa.

Catatan:

Mawan A. Nugroho, M.Kom.
Praktisi IT dan pemerhati keamanan komputer.

Exit mobile version